Musisi asal Yogyakarta, Ruzan Fikra, baru-baru ini merilis single anyar berjudul Bidadari Kecilku. Single ini ia garap bersama sang istri, Devita, diproduseri Garry Mailangkay (Eastern Gangster, Laquena) dan diproduksi dengan pendekatan pop.
Lagu yang mereka fungsikan sebagai portal menuju album baru berjudul “Pesta Rock n Roll” itu sudah dipresentasikan ke hadapan penikmat musik secara live di Teras Kemala di dua pekan lalu. Hasilnya cukup mengejutkan. Bidadari Kecilku dan lagu-lagu dalam album lain menampakkan sisi romantisnya. Wajah yang jarang diketahui orang.
Sejak 2004 Ruzan, dikenal akrab dengan industri musik rock blues di Indonesia. Ia berhasil membajak selera populer lewat album “Semangka” tahun 2010. Sembilan tahun berselang, ia belum geser pivot ketika merilis “Aksi Massa”. Masih slengean. Meliuki setiap instrumen, menampilkan wajah setengah telengas ke hadapan publik.
Di album dan single terbaru sebaliknya. Ruzan memang belum melepas daya dan gaya guitar hero-nya tetapi lebih menyatu dalam tema. Sebab, album ini adalah kado perayaan 20 tahun perjalanan cinta yang mereka bangun, tatah, dan rawat sejak SMA.
Proyek ini bermula dari keisengan Devita yang sering menyanyikan karya-karya suaminya.
Namun, karakter justru menginspirasi Ruzan merangkai lagu-lagu romantis. Lagu demi lagu—dari ingatan yang terus mereka jaga—lahir lalu mekar saat proses perekaman.
“Awalnya, album ini hanya dimaksudkan sebagai memorabilia pribadi tetapi berkat dukungan dari teman-teman kami akhirnya memutuskan untuk merilisnya ke publik, menjadi sebuah album,” kata Ruzan.
Single Bidadari Kecilku dirilis lebih dahulu ke platform dengar digital. Tentang balada Ruzan dan Devita saat menyulut cinta. Memuat fragmen ringkas masa silam. Mengisahkan masa pacaran Ruzan dan Devita yang kerap berkencan di bawah pohon lembah UGM sepulang sekolah. Lagu yang menampilkan cinta dalam wujud yang tak masuk akal, edan, berantakan, sekaligus menggelikan.
Produksinya menyenangkan. Ruzan, Devita, dan Garry berbagi ide membangun banyak aspek teknis untuk mempermanis lagu. “Ruzan, dengan pengalaman panjang di dunia musik sangat terbuka untuk ide-ide baru sehingga produksinya fleksibel. Selanjutnya tinggal banyakin main tiktok saja itu dia (Ruzan),” sambung Garry.
Dalam realitas kekinian, cinta punya makna lain. Ia adalah simptom dengan sekian gejala yang termateri. Sedikit menakutkan memang, tetapi ketika Bidadari Kecilku lahir, setidaknya kita mendapat pemahaman klasik, bahwa cinta (masih) serupa mantra yang datang menyihir.